Mayjend Prof. Dr. Moestopo

Moestopo adalah putra Kediri kelahiran Ngadiluwih, 13 Juni 1913. Ayahnya R. Moentoro Kusumowinoto, merupakan pensiunan pembantu Bupati Kediri. Namun, sejak usia lima tahun sudah sering berpindah-pindah karena 'ngenger' di rumah saudara-saudara ayahnya. Termasuk, R Kusumo Adinoto, pamannya, yang menjabat Bupati Kediri.


Sejak kecil hidup Pak Moes sudah penuh perjuangan, Selama ngenger, Moestopo berusaha mandiri. Termasuk dengan menggembalakan kambing dan bertanam kubis.

Meski tentara, Moestopo juga dikenal sebagai akademisi. Bahkan, pernah menjadi asisten Mendikbud pada 1957-1958. "Sejak 1960-an Pak Moes tercatat sebagai guru besar di UI, Unpad, dan sejumlah perguruan tinggi lain

Mengawali karir di bidang kedokteran, beliau kemudian sempat menjadi Kepala BKR Surabaya, Menteri Pertahanan, Penasihat Agung Militer Pemerintah, Komandan Bandung Utara, Komandan Resimen Kratibo Subang, merangkap Wakil devisi Siliwangi Utara dan Panglima Teritorial Jawa Timur dan Komandan Markas Besar Pertempuran Jawa Timur dan banyak lagi… Berbagai tanda jasa berhasil beliau sanding…
Selain dalam bidang militer, beliau juga aktif di bidang kedokteran dan pendidikan.

Beliau diangkat sebagai pahlawan Nasional pada tanggal 9 November 2007.



(dari wikipedia)
Prof. Dr. Moestopo (lahir di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, 13 Juli 1913 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 29 September 1986 pada umur 73 tahun) adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Jawa Timur dan juga seorang tokoh militer PETA, dokter gigi dan akademisi yang membidani lahirnya Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama).

Ia adalah anak keenam dari delapan bersaudara. Ayahnya, Raden Koesoemowinoto sudah meninggal ketika Moestopo baru kelas V HIS. Moestopo menempuh pendidikan dari HIS, kemudian MULO. Setelah itu ia melanjutkan ke STOVIT (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi) di Surabaya dan juga mengikuti pendidikan Orthodontle di Surabaya dan UGM, Yogyakarta. Setelah itu ia mengikuti pendidikan Oral Surgeon di Fakultas Kedokteran UI, Jakarta dan juga pendidikan sejenis di Amerika Serikat dan Jepang. Kemudian ia mulai bekerja sebagai Asisten Orthodontle dan Conserven de Tandheeldunda pada tahun 1937 sampai tahun 1941. Tahun 1941-1942 ia menjabat sebagai Wakil Direktur STOVIT, kemudian sebagai asisten profesor dari Shikadaigaku Ikabu (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi pada masa pendudukan Jepang di Indonesia).

0 komentar: